Senin, September 29, 2008

ALASAN UTAMA HARGA MINYAK TERUS MENCETAK REKOR BARU

Terdapat banyak alasan dibelakang terus membumbung tingginya harga minyak dunia. Berikut ini adalah beberapa:

Alasan dimana hampir semua pelaku pasar menganggukkan kepala.
1. Lemahnya Dollar
. Turunnya nilai dari dollar terhadap mata uang besar lainnya mendorong adanya aksi beli di hampir seluruh produk komoditi, seiring dengan investor yang melihat aset dengan denominasi dollar relatif lebih murah. Selain itu, hal ini juga telah mengurangi kekuatan beli dari pendapatan OPEC dan meningkatkan kekuatan beli dari konsumen non-dollar. Menteri Perminyakan OPEC telah memperhatikan bahwa walaupun harga minyak naik ke rekor tertinggi secara nominal, inflasi dan dollar telah melemahkan imbasnya. Beberapa Analis mengatakan investor telah menggunakan minyak sebagai sarana lindung nilai terhadap lemahnya dollar.

2. Dana Investasi. Sejak Federal Reserve menurunkan suku bunga dari bulan September dan memompa banyak dollar ke pasar keuangan untuk mengurangi dampak krisis kredit, minyak dan emas telah bergerak naik. Aliran investasi dari dana pensiun dan lembaga lindung nilai ke dalam komoditi termasuk minyak telah mengalami masa booming, sama juga dengan aksi transaksi spekulatif. Disaat yang bersamaan, krisis kredit telah membuat beberapa jenis pasar lainnya menjadi diam tak bergerak. Analis mengatakan bahwa beberapa dari dana-dana tersebut telah masuk ke dalam pasar energi dan komoditi.

3. Permintaan. Kenaikan harga komoditi sebelumnya disebabkan oleh adanya gangguan suplai, tingkat permintaan dari konsumen-konsumen besar dunia seperti Amerika dan Cina adalah pendorong utama kenaikan tajam harga minyak saat ini. Tingkat pertumbuhan global telah melambat setelah kenaikan tajam pada 2004 tetapi masih menunjukkan kenaikan dan harga yang lebih tinggi sejauh ini memiliki imbas yang sedikit terhadap pertumbuhan ekonomi. Analis mengatakan bahwa dunia saat ini menyesuaikan dengan harga nominal yang tinggi karena, disesuaikan untuk nilai tukar mata uang dan inflasi, mereka lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan harga sebelumnya dan beberapa ahli ekonomi telah mengurangi intensitivitas terhadap energi.

4. Batasan Suplai OPEC. OPEC, sumber lebih dari sepertiga minyak dunia, mulai mengurangi kapasitas produksi diakhir 2006 untuk menghindari penurunan harga minyak. Kapasitas produksi OPEC yang lebih sedikit semakin mendukung adanya kenaikan harga minyak dan negara-negara konsumen minyak yang dipimpin oleh International Energy Agency telah mendesak OPEC untuk meningkatkan produksi minyaknya.

5. Nigeria. Suplai minyak dari Nigeria, eksportir minyak terbesar kedelapan di dunia, telah dikurangi sejak Februari 2006 karena adanya serangan militan pada industri minyak di negara tersebut. Perusahaan minyak telah menghentikan 547,000 barel per hari produksi minyak di Nigeria karena adanya serangan militan dan sabotase.

6. Iran. Konsumen minyak khawatir mengenai gangguan suplai dari Iran, yang merupakan eksportir minyak terbesar keempat di dunia, dimana sedang bersitegang dengan dunia barat mengenai program nuklirnya. Pemerintah barat mencurigai Iran menggunakan program nuklir sipilnya untuk mengembangkan senjata nuklir. Iran menyangkal hal tersebut, dengan mengatakan bahwa program nuklir ditujukan untuk memproduksi listrik.

7. Irak. Irak sedang berjuang untuk mengembalikan industri minyaknya untuk bangkit kembali setelah satu dekade berperang, sangsi, dan keluarnya investasi dari negara tersebut. Ekspor minyak Kirkuk dari sebelah utara negara tersebut mulai stabil seiring dengan pulihnya sistem dari masalah teknis yang kebanyakan lama tak terpakai sejak invasi Amerika ke Irak pada Maret 2003.

8. Kurangnya Produksi Refiner. Perusahaan pengolah minyak (refiner) di Amerika berjuang untuk mengembalikan kapasitas dengan adanya kegagalan produksi secara tidak terduga yang menyebabkan persediaan akan minyak berkurang tajam.