Senin, September 29, 2008

INDEX SAHAM BERJANGKA

Saham, Indeks Saham, dan Indeks Saham Berjangka
Bagi anda yang sudah terbiasa dengan dunia investasi, mungkin tidak asing lagi dengan istilah saham, indeks saham, ataupun indeks saham berjangka. Dalam dunia keuangan, secara teoritis, dibagi menjadi tiga besar yaitu pasar uang, pasar modal, dan pasar berjangka. Ketiga pasar ini menyediakan instrumen-instrumen investasi dengan karakteristik yang berbeda-beda.

Pasar uang menyediakan instrumen investasi yang berbasis mata uang dengan periode investasi biasanya jangka pendek. Pasar modal menyediakan instrumen investasi berupa saham dan obligasi beserta turunannya dengan periode investasi yang bervariasi, ada yang jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.

Sedangkan pasar berjangka menyediakan instrumen investasi derivatif (turunan) dari aset lain baik berupa komoditi maupun keuangan. Pasar berjangka memang ditujukan untuk melakukan aksi lindung nilai.

Di Indonesia sendiri ketiga pasar diatas memiliki tingkat perkembangan yang berbeda-beda. Pasar uang dan pasar modal, yang didirikan lebih dulu, telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dan dianggap telah menjadi pasar yang efisien jika dibandingkan dengan pasar berjangka yang secara harafiah baru berumur 7 tahun. Saat ini informasi mengenai dunia keuangan telah banyak tersedia di media-media massa baik audio maupun visual.

Kondisi rupiah dan harga-harga saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) adalah dua produk investasi yang paling banyak mendapatkan sorotan dari media. Saham adalah surat tanda kepemilikan terhadap sebuah perusahaan. Saham ditransaksikan di sebuah bursa efek. Sebuah perusahaan go public dengan menerbitkan saham melalui proses IPO (Initial Public Offering).

Dengan menerbitkan saham, yang berarti menjual sebagian kepemilikan perusahaan kepada publik, perusahaan mendapatkan dana segar yang dapat digunakan untuk tujuan ekspansi, operasional, atau yang lainnya. Dengan menerbitkan saham, nilai sebuah perusahaan menjadi lebih mudah untuk di ukur.

Keuntungan yang ditawarkan dari saham adalah capital gain dan dividen. Capital gain adalah selisih dari harga beli dan harga jual. Ketika seseorang berhasil menjual saham di harga yang lebih tinggi dari harga belinya, maka orang tersebut mendapatkan keuntungan dari capital gain.

Sedangkan dividen adalah pembagian sebagian atau keseluruhan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan kepada pemegang saham. Biasanya dividen dibagikan tiap periode tertentu misalnya 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun. Saham sendiri dibagi menjadi dua jenis yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preffered stock).

Dari kedua jenis saham diatas, yang paling banyak ditransaksikan di bursa adalah jenis saham biasa. Perbedaan utama dari saham biasa dan saham preferen adalah hak dan kewajibannya. Biasanya saham preferen diterbitkan secara terbatas. Saham termasuk instrumen investasi yang memiliki resiko tinggi karena pergerakan harganya yang cepat. Pergerakan harga dari sebuah saham dapt dipengaruhi oleh banyak hal seperti kinerja perusahaan, laporan keuangan perusahaan, estimasi bisnis perusahaan di masa yang akan datang, kondisi ekonomi, harga-harga komoditas dunia, dan banyak lainnya.

Selain saham, di bursa efek juga ditransaksikan obligasi yaitu surat utang jangka panjang. Obligasi dapat diterbitkan oleh sebuah perusahaan ataupun pemerintah. Produk lainnya yang terdapat di bursa efek adalah warrant, stock option, right issue, dan lain-lain.

Di sebuah bursa efek tidak hanya terdapat satu saham yang diterbitkan oleh satu perusahaan, tetapi terdapat banyak saham yang diterbitkan oleh banyak perusahaan. Biasanya sebuah bursa efek akan menyediakan sebuah angka indikator untuk melihat kinerja bursa tersebut secara umum. Angka indikator ini berupa indeks saham.

Indeks saham adalah harga rata-rata dari harga-harga saham yang terdaftar disebuah bursa. Di Indonesia, Bursa Efek Jakarta memiliki beberapa jenis indeks saham yang dibagi menjadi beberapa kategori. Indeks saham paling terkenal yang ada di BEJ adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) dan LQ45 (Liquidity 45). IHSG merupakan tolok ukur dari kinerja seluruh saham.

IHSG merupakan rata-rata harga saham dari keseluruhan saham yang terdaftar di BEJ. Sedangkan LQ45 adalah rata-rata harga saham dari 45 saham yang memiliki likuiditas paling tinggi di BEJ atau yang biasa disebut dengan saham blue-chip.

Lanskap pasar modal didunia saat ini dibagi menjadi 3 bagian utama. Amerika, Asia, dan Eropa. Amerika yang merupakan negara dengan pasar modal terbesar di dunia, indeks saham utamanya adalah Dow Jones Industrial Average (DJIA), Nasdaq Composite, dan Standard & Poor 500.

Untuk kawasan Asia, ada beberapa negara yang indeks sahamnya menjadi acuan bagi negara lain seperti Jepang dengan Nikkei 225, Hong Kong dengan Hangseng, Cina dengan Shanghai Composite. Sedangkan untuk kawasan Eropa, Inggris dengan FTSE 100, Jerman dengan Xetra Dax dan lain-lain.

Indeks-indeks saham tersebut berfluktuasi cepat seiring dengan rumor pasar yang beredar. Kenaikan dan penurunan indeks saham tersebut ternyata dapat menghasilkan peluang dan lindung nilai untuk portfolio investasi saham. Peluang tersebut direalisasikan dengan adanya produk turunan dari indeks saham yaitu indeks saham berjangka.

Indeks saham berjangka saat ini telah menjadi alternatif investasi dengan potensi keuntungan dan tingkat resiko yang terkandung di dalamnya. Indeks saham berjangka, merupakan produk turunan (derivatif) dari sebuah indeks saham, ditransaksikan di bursa berjangka. Indeks saham berjangka menggunakan angka indeks saham sebagai underlying assets, dan ditransaksikan dengan sebuah kontrak standar pada sebuah bursa berjangka. Kontrak standar ini, yang di Indonesia disebut kontrak berjangka, mengatur banyak termasuk didalamnya adalah kebutuhan margin, nilai poin, jatuh tempo kontrak, hari dan jam perdagangan, dan lain-lain.

Peraturan perdagangan indeks saham berjangka memang sangat berbeda dengan peraturan dalam perdagangan saham. Sifat perdagangan indeks saham berjangka adalah margin trading, jadi dibutuhkan sejumlah dana jaminan untuk bisa bertransaksi dan dana jaminan ini wajib dipelihara jika ingin terus bertransaksi.

Keuntungan yang didapatkan dari indeks saham berjangka adalah capital gain. Dengan mekanisme margin trading, seseorang dapat membuat posisi beli lalu kemudian membuat posisi jual atau yang biasa disebut dengan long position. Ataupun membuat posisi jual terlebih dahulu baru kemudian membuat posisi beli (short position).

Dengan adanya two ways opportunity seperti ini, kenaikan atau penurunan indeks saham berjangka bisa dimanfaatkan dan dirubah menjadi keuntungan. Tetapi hal ini juga membuat resiko dari perdagangan indeks saham berjangka bertanbah besar.

Pergerakan indeks saham saat ini memang sangat “wah”, kita bisa mendapatkan keuntungan dari pergerakan indeks saham dengan mentransaksikan indeks saham berjangka. Tetapi perlu diingat bahwa resiko perdagangan indeks saham berjangka termasuk kategori tinggi. Pelajari terlebih dahulu mekanisme perdagangannya, tingkat resiko dan pengetahuan yang dibutuhkan sebelum memasuki dunia perdagangan indeks saham berjangka.