Jumat, Oktober 10, 2008

INDIKATOR APA YANG HARUS DIGUNAKAN?

Pengenalan Analisa Teknikal
Analisa Teknikal adalah sebuah metode peramalan/estimasi pergerakan harga dengan melihat data historis harga yang terjadi di pasar.

Data harga adalah jenis data yang paling banyak digunakan dalam proses analisa, walaupun ada beberapa jenis data lain yang juga digunakan dalam proses analisa seperti volume dan open interest dalam kontrak futures. Pada intinya ketika menggunakan metode analisa teknikal apapun adalah kembali ke dasar teorinya, yang secara metodelogi telah terbukti kinerja untuk periode waktu yang signifikan.

Setelah menemukan sebuah sistem trading yang sesuai, barulah bisa dicari teknik-teknik lain yang dapat digabungkan dengan metode trading yang sudah ada. Hampir semua trader menggunakan analisa teknikal walaupun jumlahnya minimum. Bahkan pihak-pihak yang sangat
mengacu pada analisa fundamental akan menggunakan atau melihat terlebih dahulu grafik harga sebelum melakukan transaksi.

Pada level teori yang sangat dasar, grafik membantu trader untuk menentukan level yang ideal untuk masuk pasar sebelum melakukan transaksi. Grafik menyediakan efek visual dari data historis pergerakan harga. Karenanya, trader dapat melihat grafik dan mengetahui apakah mereka membeli di harga yang wajar (berdasarkan data historis harga disebuah pasar tertentu), menjual di harga tertinggi periodik atau mungkin melakukan transaksi ketika pasar bergerak menyamping (sideways). Ini hanya beberapa kondisi pasar yang dapat di identifikasi oleh grafik. Grafik juga memungkinkan adanya analisa yang lebih canggih dan maju dari pergerakan harga.

Dalam prakteknya, mungkin seorang analis teknikal mengesampingkan fundamental pasar dengan kesibukan dalam melihat grafik dan tabel data. Bagaimanapun, ini tergantung dari tipikal dari analis tersebut.
Asumsi analisa teknikal:
- Fundamental pasar telah berpengaruh terhadap harga pasar saat ini. Jadi fundamental pasar dan faktor lainnya, seperti perbedaan pendapat, harapan, rasa takut, dan sentimen pelaku pasar, tidak perlu dipelajari lebih lanjut.
- Sejarah berulang dengan sendirinya dan karena itu pasar bergerak di kisaran yang dapat diprediksi, atau setidaknya memiliki pola tertentu. Pola-pola ini dihasilkan dari pergerakan harga, dinamakan sinyal. Tujuan analisa teknikal adalah untuk mendapatkan sinyal yang diberikan oleh kondisi pasar saat ini dengan mempelajari sinyal masa lalu.
- Harga bergerak dalam bentuk tren. Analis teknikal biasanya tidak percaya bahwa fluktuasi harga bergerak dalam kondisi tidak terprediksi dan acak. Harga dapat bergerak dalam salah satu dari tiga bentuk arah, naik, turun, atau menyamping (sideways). Ketika sebuah tren terbentuk dari arah-arah pasar yang ada, biasanya akan berlanjut sampai beberapa periode.

Sistem dari analisa teknikal biasanya termasuk grafik harga, grafik volume, dan beberapa metode matematik lainnya dari pola dan perilaku pasar. Metode manipulasi matematik dari bermacam-macam jenis data pasar ini digunakan untuk menentukan kekuatan dan ketahanan dari tren tertentu. Jadi analis teknikal cenderung untuk menggunakan berbagai bentuk analisis teknikal sebelum melakukan transaksi daripada hanya mengandalkan grafik harga untuk mengestimasi nilai pasar di masa datang.

Sama halnya dengan aspek lain dari trading, dalam penggunaan analisa teknikal harus disiplin. Seringkali seorang trader gagal melakukan transaksi, membeli atau menjual, ketika harga telah mencapai pola teknikal yang diidentifikasi sebagai sinyal masuk atau keluar pasar. Ada banyak faktor lainnya yang berpengaruh terhadap hal ini seperti teknologi, fundamental dan lain sebagainya.
Kesalahan umum yang sering dibuat oleh para trader adalah mengharapkan harga akan berbalik arah terhadap posisi yang merugi dan terlalu cepat melikuidasi posisi yang sedang mengalami keuntungan. Dibutuhkan kedisiplinan tinggi dalam penggunaan analisa teknikal.

Grafik harga:
- Bentuk Grafik Batang Terdapat banyak jenis grafik yang menunjukkan digunakan adalah grafik batang (bar chart). Tiap batang (bar) menandakan pergerakan harga di satu periode tertentu, satu menit, satu hari, atau satu bulan. Pergerakan harga dalam bentuk batang-batang ini akan membuat pola-pola tertentu pada suatu periode.
- Bentuk Candlestick Seperti grafik batang, pola candlestick dapat bentuknya memiliki warna, candlestick lebih memiliki efek visual dalam polanya daripada grafik batang.
- Bentuk poin & figur Pola dalam bentuk ini sebenarnya sama dengan poin & figur tidak menggunakan skala waktu untuk mengindikasikan hari tertentu yang berhubungan dengan pergerakan harga tertentu.

Indikator teknikal:
Dibawah ini adalah beberapa tipe indikator yang digunakan dalam analisa teknikal.
- Indikator Tren Tren adalah sebuah kata yang menggambarkan beberapa waktu ke depan. Tren bergerak dalam 3 arah: naik, turun, dan menyamping. Indikator tren menghaluskan data harga yang bervariasi untuk menciptakan komposisi arah pasar. (contoh: Moving Average).
- Indikator Kekuatan Kekuatan pasar menggambarkan intensitas dari harga dengan melihat posisi pasar yang diambil oleh beragam pelaku pasar. Volume atau open interest adalah bahan dasar untuk indikator ini. Sinyal yang diberikan sifatnya coincident atau leading. (contoh: Volume)
- Indikator Volatilitas Indikator volatilitas adalah istilah umum yang digunakan pergerakan, atau ukuran, dari fluktuasi harga harian terpisah dari arahnya. Umumnya, perubahan pada volatilitas
cenderung mempengaruhi perubahan harga. (contoh: Bollinger Band)
- Indikator Siklus Siklus digunakan untuk mengindikasikan adanya peristiwa berulang seperti musim, pemilihan umum, dan lainnya. Banyak pasar memiliki kecenderungan bergerak dalam
pola siklus. Indikator siklus berguna untuk menentukan timing pola pasar tertentu. (contoh: Elliot Wave)
- Indikator Support/Resistance Support resistance menggambarkan level dan kemudian berbalik arah. (contoh: Trend Lines)
- Indikator Momentum Momentum adalah istilah umum untuk menggambarkan tertentu. Indikator momentum menentukan kekuatan atau kelemahan dari sebuah tren. Momentum berada tertinggi

ketika mulainya sebuah trend dan terendah pada saat perubahan arah. Divergence arah apapun dari harga dan momentum mengindikasikan pergerakan telah melemah. Jika terjadi pergerakan harga ekstrim dengan momentum yang lemah, hal itu merupakan sinyal dari akhir pergerakan di arah tersebut. Jika momentum bergerak tren dengan kuat dan harga bergerak datar, hal itu memberikan sinyal adanya potensi perubahan arah harga. (contoh: RSI, Stochastic, MACD)


Relative Strength Index
Relative Strength Index atau yang lebih banyak dikenal dengan singkatan RSI diperkenalkan oleh J. Welles Wilder Jr. ditahun 1978. RSI diperkenalkan dalam buku New Concept in Technical Trading System. Dari semua indikator momentum yang banyak digunakan saat ini, RSI adalah indikator terbaik jika dihubungkan dengan analisa teknikal dasar karena kemampuannya membentuk garis tren, pola grafik, dan support-resistance.

Mengaplikasikan teknik analisa dasar di RSI dikombinasikan dengan kondisi overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual) serta divergence dapat menghasilkan estimasi dan perkiraan perilaku pasar yang baik. RSI membandingkan kekuatan relatif dari kenaikan harga pada periode yang ditutup diatas harga penutupan periode sebelumnya dengan penurunan harga pada periode yang ditutup dibawah harga penutupan sebelumnya. Hal ini menghasilkan indikator yang bergerak diantara nol dan 100.
Rumus RSI adalah:
RSI = 100 – [100/1 + RS]

RS adalah rata-rata dari perubahan positif dari harga penutupan untuk periode waktu yang telah ditentukan dibagi dengan rata-rata perubahan negatif dari harga penutupan untuk periode waktu yang sama. Misalkan, untuk menghitung RSI dengan periode waktu 9 hari, pertama-tama jumlahkan poin kenaikan di periodeperiode yang bergerak naik (positif) selama periode 9 hari lalu bagi hasil totalnya dengan 9. Selanjutnya jumlahkan poin penurunan selama periode 9 hari di periode-periode yang bergerak turun (negatif) lau bagi hasil totalnya dengan 9. Selanjutnya hitung RS (relative strength), caranya adalah membagi rata-rata kenaikan dengan rata-rata penurunan. Terakhir, masukan RS ke dalam rumus RSI untuk menciptakan indikator yang bergerak diantara nol dan 100.

Periode waktu RSI dapat bervariasi, tergantung dari keinginan analis teknikal yang menggunakannya. Sang penemu menyarankan periode 14 hari, namun saat ini banyak analis teknikal yang menginginkan RSI dengan tingkat sensitivitas tinggi dan lebih cepat. Jadi mereka menggunakan periode waktu yang lebih cepat juga seperti lima, tujuh, atau sembilan hari.

Level overbought dan oversold biasanya berada di 70 dan 30 atau 80 dan 20. Banyak analis teknikal yang berusaha untuk mengoptimasikan periode waktu RSI berdasarkan pasar yang di analisa atau berdasarkan level overbought dan oversold untuk menyesuaikan tren yang terjadi saat ini.

Interpretasi dari RSI:
- Harga dianggap berada dalam kondisi overbought jika berada diatas 70 atau 80, dan dianggap dalam kondisi oversold jika berada dibawah 30 atau 20.
- Divergence. Ketika harga membuat tertinggi baru tetapi RSI gagal untuk membuat pergerakan yang sama, ini berarti bearish divergence dan pola ini berpotensi bearsih. Bullish divergence terjadi jika harga membuat terendah baru, tetapi RSI tidak. Divergence akan lebih kuat jika terjadi di area overbought dan oversold.
- Lewati level 50. Jika RSI > 50, ini berarti Trend Bullish. Jika RSI <>Contoh Bullish Divergence: Coba kita liat contoh diatas, ketika harga membuat terendah baru, tetapi RSI tidak membentuk nilai terendah baru, bahkan RSI bergerak naik.
Disini terjadi divergence yaitu bullish divergence. Sinyal beli didapatkan ketika harga berhasil melewati garis tren (trendline).

Contoh Bearish Divergence: Dari contoh diatas, harga berhasil mencetak tertinggi baru, sedangkan RSI tidak berhasil mencetak nilai tertinggi, bahkan memiliki kecenderungan untuk bergerak turun. Ini adalah bearish divergence. Dan bearish divergence terjadi di area overbought. Sinyal jual didapatkan setelah harga melewati garis tren (trendline). Sinyal beli atau jual kuat yang dihasilkan oleh RSI memang terletak pada kondisi divergence baik bullish maupun bearish.

Oscillator
Pernah dengar istilah oscillator? Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi osilator. Kelihatannya masih sangat tidak familiar. Oscillator disini mungkin dapat didefinisikan menjadi indikator momentum. Karena sebagian besar dari perangkat analisa teknikal dari oscillator berusaha untuk mengukur kekuatan momentum dari kenaikan atau penurunan harga.
Oscillator termasuk salah satu analisa teknikal yang banyak digunakan oleh para analis atau trader, namun mereka juga termasuk yang paling banyak salah dimengerti dan salah digunakan. Disini kita akan coba membahas konstruksi dari oscillator dan bagaimana dasar penggunaannya.
Tren pasar adalah arah umum dari pergerakan harga (naik, turun, dan menyamping). Momentum pasar adalah tingkat akselerasi dari kenaikan atau penurunan harga. Sebuah oscillator mengukur momentum pasar berdasarkan perhitungan matematika.

Dalam sebuah tren, harga akan mendapatkan, mempertahankan, atau kehilangan momentu. Penurunan momentum ketika tren naik atau turun (harga mengalami perlambatan kenaikan atau penurunan) adalah sebuah indikasi awal bahwa tren akan berubah. Ketika oscillator menunjukkan adanya penurunan momentum pada sebuah tren naik, ini biasanya adalah indikasi bahwa tren akan berhenti dengan harga nantinya akan bergerak menyamping atau bahkan berbalik arah menjadi tren turun.
Hal yang sama juga terjadi pada tren turun, ketika oscillator menunjukkan adanya penurunan momentum dari tren turun, ini biasanya mengindikasikan potensi dari akhir sebuah tren turun.

Overbought dan Oversold
Level jenuh beli (overbought) dan jenuh jual (oversold) pada oscillator memberikan tambahan pemahaman terhadap pergerakan harga dan perilaku pasar. Pasar dianggap berada dalam keadaan overbought jika oscillator bergerak naik ke nilai tertinggi secara ekstrim dan oversold jika jika turun ke level terendah secara ekstrim. Pasar yang berada dalam kondisi overbought dan oversold diindikasikan akan mengalami konsolidasi atau perubahan arah tren nantinya.
Namun, trader dan investor tidak secara otomatis langsung membuat posisi jual ketika pasar berada dalam kondisi overbought dan membuat posisi beli ketika pasar berada dalam kondisi oversold. Walaupun strategi semacam ini mungkin bisa berhasil ketika pasar sedang bergerak dalam kisaran terbatas (range trading), tetapi akan sangat berbahaya jika kondisi pasar dalam keadaan tren mayor (trending market). Oscillator biasanya berada dalam kondisi overbought atau oversold hanya 10% dari periode pergerakan, 90% sisanya berada dalam kisaran antara kondisi overbought dan oversold.
Divergence
Fitur lain yang penting dalam oscillator adalah divergence antara tertinggi baru atau terendah baru di harga dan kegagalan oscillator untuk membuat tertinggi baru atau terendah baru. Bullish divergence terjadi ketika harga membuat terendah baru sedangkan oscillator gagal membuat terendah baru. Bearish Divergence terjadi ketika harga membuat tertinggi baru sedangkan oscillator gagal membuat tertinggi baru.
Divergence adalah indikasi atau sinyal awal dari perubahan tren harga. Ketika indikasi divergence di oscillator benar, hal ini membuat investor atau trader dapat membuat posisi beli dekat dengan harga terendah dan membuat posisi jual dekat dengan harga tertinggi.

Sayangnya, oscillator-divergence seringkali salah. Bagaimanapun, sinyal yang diberikan oleh oscillator-divergence selalu berlawanan arah dengan tren yang sedang terjadi. Selama pergerakan harga dalam sebuah tren, bisa terdapat dua, tiga, atau bahkan lebih divergence sebelum tren akhirnya berubah arah. Namun, reliabilitas dari divergence dapat di improvisasi dengan menunggu konfirmasi harga terhadap sinyal oscillator. Kita akan melihat sinyalsinyal divergence pada beberapa oscillator yang sangat populer.

MOMENTUM OSCILLATOR
Momentum oscillator membandingkan harga penutupan terakhir dengan harga penutupan pada periode yang ditentukan. Misalkan kita ingin menghitung garis momentum dengan periode sembilan hari, kurangkan harga penutupan sembilan hari lalu dengan penutupan hari ini. Jika kita menginginkan oscillator yang lebih cepat atau lambat, yang kita lakukan adalah menambah atau mengurangi periode waktu yang kita gunakan.

Rumus momentum oscillator adalah M = C – Cn, dimana C adalah harga penutupan terkini dan Cn adalah harga penutupan hari ke-n. Kita asumsikan bahwa n=9, kerika momentum oscillator dengan periode sembilan hari berada diatas garis nol dan bergerak naik, perubahan harga selama sembilan hari adalah positif dan bergerak naik. Hal ini bisa juga menandakan tren Bullish.
Jika garis momentum bergerak datar, ini berarti pergerakan harga stabil dan cenderung menyamping (sideways). Ketika momentum oscillator mulai bergerak turun dari nilai diatas nol, kenaikan harga selama periode sembilan hari lebih kecil dari hari sebelum harga penutupan terakhir. Hal ini menandakan kecepatan tren naik mulai berkurang.

Ketika momentum oscillator dengan periode sembilan hari berada di bawah garis nol, harga penutupan saat ini berada dibawah harga penutupan sembilan hari yang lalu. Jika tren turun bertambah kekuatan bearishnya, garis momentum akan semakin bergerak turun menjauhi garis nol. Pembalikan arah pada oscillator di wilayah negatif mengindikasikan adanya perlambatan tren turun.
Momentum oscillator adalah leading indicator, oscillator akan bergerak bersamaan dengan pergerakan harga ketika tren naik maupun turun, dan akan berbalik arah ketika tren mulai melambat. Karena tren umumnya cenderung kehilangan momentum sebelum berbalik arah , momentum oscillator dapat memberikan sinyal awal kemungkinan adanya perubahan arah tren.

RATE OF CHANGE
Rate of Change atau yang biasa disingkat dengan ROC adalah oscillator lain yang membandingkan harga penutupan terakhir dengan harga penutupan pada periode waktu lalu yang telah ditentukan. ROC terlihat mirip dengan Momentum Oscillator dan juga diinterpretasikan dengan cara yang sama.
Untuk menghitung ROC dengan periode sembilan hari, bagi harga penutupan hari ini dengan harga penutupan sembilan hari yang lalu. Jika harga penutupan hari ini sama dengan harga penutupan sembilan hari yang lalu, ROC akan berada di angka 1. Jika harga penutupan hari ini berada di atas harga penutupan sembilan hari yang lalu, ROC akan berada di atas 1, begitu juga sebaliknya.

Rumus ROC adalah ROC = C / Cn, dimana C adalah harga penutupan terkini dan Cn adalah harga penutupan pada periode ke-n. ROC dan momentum oscillator digunakan untuk melihat apakah sebuah tren mulai mendapatkan momentum atau kehilangan momentum. Selain itu, kedua indikator ini juga dapat menghasilkan divergence baik bullish maupun bearish. Dan divergence dapat memberikan sinyal awal jika terdapat kemungkinan perubahan arah tren. Oscillator lainnya seperti RSI dan Stochastic dibahas secara terpisah

Stochastic Oscilattor
Stochastic oscillator dikembangkan oleh George Lane pada 1950-an. Stochastic mengidentifikasi momentum pasar dengan menentukan posisi relatif harga penutupan diantara kisaran harga tertinggi dan terendah pada periode waktu tertentu.
Contoh, Stochastic dengan periode 14 hari, mengukur lokasi dari harga penutupan didalam keseluruhan kisaran harga tertinggi dan terendah dari 14 periode sebelumnya. Stochastic mengekspresikan hubungan antara harga penutupan dengan harga tertinggi dan terendah sebagai persentase antara nol dan 100. Nilai Stochastic sebesar 80 atau lebih tinggi mengindikasikan bahwa harga penutupan berada dekat dengan nilai tertinggi dari kisaran pergerakan harga, sedangkan jika stochastic berada di 20 atau lebih rendah berarti harga penutupan berada dekat dengan nilai terendah dari kisaran pergerakan harga.

Dalam pergerakan tren naik yang cepat (robust uptrend), harga umumnya ditutup mendekati harga tertinggi dari kisaran harga saat itu, sedangkan dalam tren turun yang kuat (strong downtrend), harga biasanya ditutup dekat dengan harga terendah dalam kisaran harga saat itu. Ketika sebuah tren naik mendekati pembalikan arah, harga mulai ditutup menjauhi harga tertinggi dari kisaran yang terbentuk saat itu, dan ketika tren turun mulai melemah, harga cenderung ditutup menjauhi harga terendah dari kisaran saat itu.

Tujuan dari stochastic oscillator adalah memberikan sinyal bagi analis teknikal mengenai adanya kegagalan harga untuk ditutup didekat nilai tertingginya (failure of bulls) atau harga yang tidak mampu ditutup dekat dengan harga terendahnya (inability of bears).
Selain itu indikator ini juga dapat digunakan untuk mencegah mengambil posisi beli di harga tertinggi (buy at the top) dan mengambil posisi jual di harga terendah (selling at the bottom). Dari indikator ini juga bisa didapatkan sinyal beli atau jual dan mendeteksi apakah pasar dalam keadaan jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold).

Stochastic di gambarkan dengan dua garis yaitu %K dan %D.
Rumus Stochastic:
%K = 100 [(C – Ln)/(Hn – Ln)]
C = Harga penutupan saat ini
Ln = Harga terendah dari periode ke-n
Hn = Harga tertinggi dari periode ke-n
%D = 100 (H3 / L3)
H3 = jumlah selama 3 hari dari (C – Ln)
L3 = jumlah selama 3 hari dari (Hn – Ln)

Interpretasi dari Stochastic:
- Harga dalam keadaan jenuh beli (overbought) ketika stochastic berada diatas 80% dan jenuh jual (oversold) jika berada dibawah 20%.
- Prinsip stochastic: %K > %D = tren naik (bullish trend) - Divergence terjadi ketika indikator stochastic bergerak berlawanan arah dengan harga.
Jika harga bergerak naik dan stochastic gagal untuk melewati nilai tertinggi sebelumnya, ini menandakan terjadinya bearish divergence. Sedangkan jika harga bergerak turun dan stochastic gagal membentuk nilai terendah baru berarti terindikasi terjadinya bullish divergence.

SUPPORT - RESISTANCE

Mungkin teknik analisa dengan menggunakan support – resistance sudah banyak dikenal luas, apalagi dikalangan analis pasar dan trader. Bagi para pemula pun, yang sedang belajar melakukan analisa pasar dengan menggunakan analisa teknikal, biasanya akan bertemu dengan teknik ini sebagai teknik dasar dalam analisa pasar.

Walaupun hanya termasuk kategori teknik dasar, metode support dan resistance memiliki importance level yang tinggi. Hampir setiap analis dan trader, baik pemula ataupun pelaku pasar yang sering muncul di televisi, akan menggunakan support dan resistance sebagai salah satu teknik dalam menganalisa pergerakan pasar.

Namun teknik ini juga termasuk yang paling banyak mengalami salah penerapan dalam penggunaannya.Teknik analisa ini bisa digambarkan sebagai “halte bis”, dimana kita akan mengetahui tujuan-tujuan dari pergerakan harga dan sampai dimana batasannya serta mungkin akan menghasilkan keputusan-keputusan trading. Ada berbagai metode untuk menentukan support dan resistance, beberapa metode akan kita bahas lebih lanjut.

TRADING RANGE
Trading range adalah kisaran pergerakan harga horisontal yang terjadi dalam beberapa periode waktu. Dalam pandangan umum, sebagian besar pergerakan pasar terdapat dalam trading range. Namun sayangnya trading range ini memang agak sulit dijadikan sebuah metode trading yang akan banyak mendatangkan keuntungan. Ada beberapa indikator yang dapat digunakan ketika harga sedang bergerak dalam trading range seperti Stochastic. Tetapi akan sulit digunakan ketika terjadi trending market (pasar bergerak dengan satu trend yang jelas).

Ketika harga sedang bergerak dalam sebuah trading range, banyak analis yang mengatakan bahwa harga sedang berada dalam keadaan tren menyamping (sideways). Periode waktu trading range bisa bervariasi, bisa lama ataupun sebentar. Jika ditemukan sebuah trading range,
biasanya batas atas dan batas bawah dapat didefinisikan sebagai area support dan resistance.
Penembusan harga (breakout) dari area trading range dapat menghasilkan sinyal trading yang cukup penting dan hal ini biasanya mengindikasikan akan adanya pergerakan harga lanjutan dari arah penembusan trading area.
Signifikansi dan reliabilitas dari penembusan trading range dapat dilihat dari beberapa faktor:
1. Durasi trading range
Semakin lama durasi sebuah harga berada dalam trading range, semakin besar potensi akan adanya penembusan.
2. Kisaran trading range kecil.
Penembusan trading range dengan kisaran harga yang kecil sering memberikan sinyal trading yang cukup dan dapat diandalkan. Trading range dengan kisaran yang kecil bisa diibaratkan bahwa harga sedang “beristirahat” dan biasanya durasi trading range-nya pun tidak lama.
3. Konfirmasi penembusan trading range
Reliabilitas penembusan sebuah trading range sebagai sebuah sinyal dari adanya pergerakan lanjutan setelah penembusan range tergantung dari apakah harga tetap berada di luar area trading range selama beberapa periode.
Jika harga berhasil melewati batas atas atau bawah dari trading range kemudian dengan cepat kembali masuk ke dalam trading range, hal ini menandakan bahwa penembusan trading range tidak reliable. Sangat disarankan untuk mencari pola-pola penembusan trading range yang valid karena tidak semua penembusan trading range dapat dijadikan sinyal trading. Selain itu, hal tersebut juga ditujukan untuk menghindari false signal. Setelah harga berhasil melewati trading range, biasanya batas atas trading range akan menjadi support (jika harga menembus trading range ke arah atas) sedangkan batas bawah akan menjadi resistance (jika harga menembus trading range ke arah bawah).

FIBONACCI
Jika anda tanyakan kata fibonacci pada ahli matematika, sebagian besar dari mereka mungkin akan menjawab derethitung. Ya fibonacci memang lebih banyak dikenal dari deret hitung yang diciptakannya. Namun jika anda tanyakan pada trader atau investor, jawaban mereka mungkin sangat berlainan dari deret hitung. Kebanyakan dari mereka mungkin akan menjawab fibonacci sebagai salah satu teknik analisa pergerakan harga. Khususnya mengenai support, resistance,
dan retracement.
Leonardo Fibonacci merupakan ahli matematika, lahir di Italia sekitar tahun 1170. Dia, dianggap sebagai The Greatest European Mathematician of Middle Ages”, berhasil menemukan sebuah deret hitung matematika dan termasuk sebagai orang pertama yang memperkenalkan sistem angka Hindu – Arab.
1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, …
Itulah deret hitung fibonacci yang dihasilkan dengan menjumlahkan dua angka awal untuk mendapatkan angka-angka setelahnya. Angka-angka tersebut digunakan oleh Fibonacci untuk menjelaskan pertumbuhan ideal dari populasi kelinci.

Dari deret hitung ini juga dihasilkan rasio-rasio yang banyak dikenal dengan sebutan golden ratio. Namun kita tidak akan membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut, pembahasan lebih lanjut akan berfokus pada teori dan aplikasi metode analisa dengan Fibonacci ini. Dari sekian banyak jenis analisa dari metode Fibonacci, terdapat empat jenis yang memiliki popularitas tinggi yaitu arc, fan, retracement, dan time zone. Fibonacci Arc Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, arc berarti busur atau lengkungan. Dan memang bentuk dari arc menyerupai busur. Fibonacci Arc didapatkan dengan menarik garis virtual dari dua titik ekstrim yang terjadi. untuk dijadikan dasar analisa antara Fibonacci Arc dengan Fibonacci Fan tidak akan terlalu sering dapat ditemukan.

Hal ini dapat disebabkan oleh skala grafik yang ada. Support dan resistance yang dihasilkan dari titik pertemuan antara Fibonacci Arc dengan Fibonacci fan merupakan sebuah support dan resistance yang kuat. support dan resistance ketika harga berusaha untuk melewati atau melakukan penetrasi.

Penggunaan garis fibbonacci fan ini hampir sama dengan penggunaan arc, namun menjadi lebih sederhana karena bentuknya merupakan garis trend. Penetrasi terhadap garis ini merupakan kunci analisa sebagai level support dan resistance. Selain itu, karena bentuknya merupakan garis trend, perubahan arah trend kadangkala dapat terlihat dari penembusan garis Fibbonacci Fan ini.
Fibonacci Retracement
Banyak analis dan trader yang memiliki gaya dan karakteristik analisa berdasarkan pergerakan koreksi atau rebound dari harga. Mereka akan berusaha untuk mencari harga tertinggi atau terendah lalu mengambil posisi setelahnya. Pandangan bahwa harga akan berbalik arah (retrace) dari pergerakan awal setelah terjadi pergerakan yang cepat memang bukan hal yang asing lagi dan untuk mendapatkan level-level tujuan pergerakan harga setelah pergerakan yang cepat dengan sifat support maupun resistance, Fibonacci Retracement dianggap sebagai salah satu yang terbaik. Untuk mendapatkan Fibonacci Retracement, yang perlu dilakukan adalah menarik sebuah garis trend virtual antara harga terendah dengan harga tertinggi, begitu juga sebaliknya, lalu dihasilkan level-level support dan resistance dari rasio-rasio Fibonacci.

Support dan resistance di gambarkan dengan bentuk garis horizontal yang mewakili level Fibonacci dari 0.0%, 23.6%, 38.2%, 50%, 61.8%, 100%, 161.8%, 261.8%, 423.6%. Mungkin tidak semua level tersebut akan tampak dalam grafik karena memiliki nilai yang berjarak sangat jauh.
Jika harga berhasil melewati salah satu garis horisontal, maka harga kemungkinan akan menuju garis horisontal selanjutnya dan jika harga tidak berhasil melewati sebuah garis horisontal maka harga kemungkinan akan kembali menuju garis horisontal sebelumnya. Setelah adanya pergerakan harga yang cepat, harga memiliki kecenderungan untuk bergerak berbalik arah (retrace) dari pergerakan cepat sebelumnya. Ketika terjadi retrace harga, support dan resistance biasanya muncul di atau dekat dari level Fibonacci Retracement.

Fibonacci Time Zone
Fibonacci Time Zones merupakan sebuah seri garis vertikal. Garis-garis vertikal ini memiliki jarak sesuai dengan interval fibbonacci yaitu 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, dan seterusnya. Fibonacci Times Zones ini digunakan untuk melihat apakah terdapat pergerakan harga yang signifikan disekitar garisgaris vertikal tersebut. Banyak analis menggunakan fibbonacci digabungkan dengan metode analisis lainnya seperti Elliott Wave untuk menghasilkan gambaran perpanjangan pergerakan retrace dan gelombang harga lainnya.

GANN ANGLES
W.D. Gann yang hidup diantara 1878 sampai dengan 1955 beberapa teknik unik untuk memprediksi pergerakan harga. Inti dari teknik Gann ini adalah sudut geometris yang dipadukan dengan periode dan harga. Gann percaya bahwa pola dan sudut spesifik geometris memiliki karakteristik yang unik yang dapat digunakan untuk menganalisa pergerakan harga. Gann percaya bahwa keseimbangan yang ideal antara harga dan periode terjadi ketika harga naik dan turun di sudut sebesar 45 derajat relatif terhadap periode waktu. Ini juga dinamakan sudut 1 x 1 (dimana terdapat kenaikan satu unit harga untuk setiap satu unit periode waktu). Garis sudut Gann didapatkan setelah menghubungkan harga terendah dan tertinggi yang signifikan dan sebaliknya.

Garis yang memiliki peran paling penting dalam analisa dengan menggunakan Gann adalah garis tengah 1 x 1 yang memiliki sudut kemiringan sebesar 45 derajat. Sebuah trend bullish ketika harga bergerak diatas garis 1 x 1 dan sebuah trend bearish jika harga bergerak dibawah garis 1 x 1. Garis tengah 1 x 1 akan menjadi support yang kuat ketika terjadi uptrend dan akan menjadi resistance yang kuat jika terjadi downtrend. Penembusan garis tengah 1 x 1 juga kemungkinan akan menandakan adanya perubahan trend besar (major trend).
Ada 9 sudut kemiringan yang diidentifikasi oleh Gann dengan garis 1 x 1 menjadi yang paling penting
1 x 8 – 82.5 derajat
1 x 4 – 75 derajat
1 x 3 – 71.25 derajat
1 x 2 – 63.75 derajat
1 x 1 – 45 derajat
2 x 1 – 26.25 derajat
3 x 1 – 18.75 derajat
4 x 1 – 15 derajat
8 x 1 – 7.5 derajat

Tiap sudut Gann tersebut dapat menjadi support dan resistance tergantung dari trend yang sedang terjadi. Sebagai contoh, sudut 1 x 1 akan memiliki kecenderungan untuk menjadi major support ketika terjadi uptrend. Indikasi terjadi perubahan harga yang signifikan ketika harga berhasil melewati garis trend sudut 1 x 1. Setelah itu, kemungkinan harga akan bergerak menuju garis trend lainnya (misalnya sudut 2 x 1). Dengan kata lain hal ini berarti bahwa jika harga berhasil melakukan penetrasi terhadap salah satu sudut, harga diperkirakan akan bergerak dan berkonsolidasi di sudut berikutnya.

Dalam metode Gann terdapat beberapa metode untuk menganalisa pergerakan harga seperti Gann Angles, Gann Fans, Gann Grids, dan Cardinal Squares.

BOLLINGER BANDS
Konsep Dasar Bollinger Band ditemukan oleh John Bollinger pada awal tahun 80-an dan telah menjadi salah satu analisa teknikal yang banyak digunakan oleh para trader dan analis pasar. Bollinger Band terdiri dari tiga garis – atas, tengah, dan garis bawah – yang digunakan untuk melihat pergerakan harga dalam jangka waktu tertentu. Teknik ini dikembangkan dengan menggunakan moving average dengan dua garis patokan trading. Dalam perhitungannya, Bollinger Band tidak menggunakan kalkulasi persentase seperti moving average pada umumnya, melainkan melalui penambahan dan pembagian kalkulasi standar deviasi.

Apa artinya hal itu? Standar deviasi adalah sebuah rumus matematika yang mengukur volatilitas, menunjukkan bagaimana harga dapat berfluktuasi disekitar ‘nilai sebenarnya’. Hampir semua pergerakan harga dapat dipastikan bergerak diantara dua garis Bollinger. Bollinger Band terdiri dari satu garis tengah dan dua garis channel harga, satu diatas garis tengah dan satu dibawah. Garis tengah adalah sebuah exponential moving average, bisa juga menggunakan simple moving average dan garis channel adalah standar deviasi dari harga. Garis channel harga akan bergerak meluas dan menyempit sesuai dengan pergerakan harga yang terjadi. Garis tengah digunakan sebagai basis untuk menghitung garis atas dan garis bawah.

Rumus Bollinger Band
Untuk menghituing Bollinger, biasanya 20 periode akan digunakan sebagai default, tetapi angka ini bisa saja disesuaikan dengan keinginan dan tujuan kita.

Garis Tengah Bollinger Band = Exponensial/Simple Moving Average 20 Periode
Garis Atas Bollinger Band = Garis Tengah Bollinger + (2 * Standar Deviasi 20 Periode)
Garis Bawah Bollinger Band = Garis Tengah Bollinger – (2 * Standar Deviasi 20 Periode)

Dua hal penting yang didapat dari Bollinger Band adalah kisaran (BandWidth), ukuran relative dari jarak antar garis, dan %b, ukuran dimana posisi harga terakhir dibandingkan dengan garis Bollinger. BandWidth = (Garis Atas Bollinger – Garis Bawah Bollinger) / Garis Tengah Bollinger %b = (Harga Terakhir – Garis Bawah Bollinger) / (Garis Atas Bollinger – Garis Bawah Bollinger)

Overbought dan oversold
Harga mungkin akan bergerak dalam sebuah tren untuk jangka waktu tertentu walaupun didalamnya terdapat volatilitas. Untuk melihat tren lebih baik, banyak trader menggunakan moving average sebagai filter volatilitas pergerakan harga. Dengan cara ini, trader dapat mengumpulkan informasi mengenai bagaimana pergerakan pasar, seperti, setelah kenaikan atau penurunan yang tajam, harga mungkin akan berkonsolidasi, bergerak dalam kisaran yang pendek dan berulang kali bergerak disekitar garis moving average. Untuk memonitor perilaku harga seperti ini dengan lebih baik dapat digunakan channel harga, yang memang didesain untuk mencakup aktivitas pergerakan harga disekitar tren. Dalam Bollinger Band, garis atas menggambarkan kawasan ‘overbought’, sedangkan garis bawah menggambarkan kawasan ‘oversold’. Kebanyakan analis pasar dan trader menggunakan Bollinger Band digabung dengan analisa teknikal lainnya untuk memberikan gambaran yang lebih baik dari pergerakan harga saat ini.

Ketika menggunakan Bollinger Band, garis atas dan garis bawah biasanya sebagai target pergerakan harga. Ketika harga menjauhi garis bawah dan melewati keatas garis moving average dengan periode 20, yang juga merupakan garis tengah pada Bollinger Band, garis atas biasanya akan menjadi target pergerakan harga selanjutnya. Dalam tren naik yang kuat, biasanya harga bergerak antara garis atas dengan garis tengah, dan dalam tren turun yang kuat, harga biasanya akan bergerak antara garis tengah dan garis bawah.

Jika harga melewati garis tengah, ke atas maupun ke bawah, biasanya diidentikan dengan akan adanya pergantian arah tren. Strategi Sederhana Memang banyak trader dan analis pasar menggunakan Bollinger Band digabungkan dengan analisa teknikal lainnya, tetapi dari Bollinger Band sendiri dapat dihasilkan sebuah strategi sederhana yang hanya menggunakan garis atas dan garis bawah untuk membuat keputusan trading.

Strateginya adalah membuat posisi ketika terjadi penembusan harga pada garis atas maupun bawah. Membuat posisi beli setelah harga menembus garis bawah dimana harga dianggap dalam kondisi oversold. Biasanya, ketika garis bawah telah ditembus oleh harga karena adanya aksi jual yang besar, harga akan berbalik arah dan menjauhi garis bawah mendekati garis tengah. Begitu juga dengan sebaliknya, ketika garis atas ditembus oleh harga lalu membuat posisi jual, harga biasanya akan berbalik arah menajuhi garis atas dan mendekai garis tengah. Ini adalah scenario utama dari strategi sederhana yang dapt dihasilkan dari Bolliner Band dan mencoba untuk mendapatkan keuntungan darinya.

Namun strategi ini membutuhkan konfirmasi berupa harga penutupan (closing price) yang berada diluar garis atas maupun garis bawah dari Bollinger Band. Jika konfirmasi tidak muncul tidak disarankan untuk membuka posisi. Posisi beli dapat dibuat ketika harga ditutup diluar garis Bollinger Band Bawah dan posisi jual dapat dibuat ketika harga ditutup diluar garis Bollinger Band Atas. Seperti yang anda ketahui, bahwa setiap strategi memiliki kelemahan tersendiri, dan tidak terkecuali yang ini. Strategi terbaik untuk melindungi kita dari ketidakberhasilan Bollinger Band ini adalah dengan menempatkan stop-loss order pada level tertentu. Dan yang perlu diingat bahwa ‘market timing’ memiliki peranan yang besar jika kita trading dengan menggunakan Bollinger Band.

Aturan Dasar
Berikut ini adalah beberapa aturan dasar dalam penggunaan Bollinger Band yang dapat dijadikan sebagai titik awal yang baik:
- Bollinger Band menyediakan definisi relative dari high dan low.
- Definisi relative tersebut dapat digunakan untuk membandingkan pergerakan harga dan pergerakan indikator yang akan menghasilkan keputusan trading.
- Indikator yang sesuai bisa didapat dari momentum, volume, sentiment, open-interest, inter-market data, dan lain-lain.
- Volatilitas dan tren telah diperhitungkan dalam pembentukan Bollinger Band, jadi penggunaannya dalam konfirmasi pergerakan harga tidak direkomendasikan.
- Indikator yang digunakan untuk konfirmasi usahakan untuk tidak saling berhubungan satu dengan yang lain. Dua indikator dari kategori yang sama tidak meningkatkan konfirmasi. Hindari kolinearitas.
- Bollinger Band juga dapat digunakan untuk melihat pola seperti double top, double bottom, dan pergantian momentum.
- Harga dapat bergerak diluar garis Bollinger Band atas maupun bawah.